agen bola online agen poker online
KISAH DO'A QUNUT (3) - Cheater251 | Free Download Cheat LostSaga, PointBlank, First Blood 2017

KISAH DO'A QUNUT (3)

Fast Download
KISAH DO'A QUNUT (3) - Hallo sahabat Cheater251 | Free Download Cheat LostSaga, PointBlank, First Blood 2017, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul KISAH DO'A QUNUT (3), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Brosur MTA, Artikel KISAH DO'A QUNUT, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : KISAH DO'A QUNUT (3)
link : KISAH DO'A QUNUT (3)

Baca juga


KISAH DO'A QUNUT (3)

Fast Download


KISAH DO'A QUNUT (3) - lanjutan KISAH DO'A QUNUT (2)


Brosur MTA, Ahad, 15 Oktober 2000/17 Rajab 1421 Brosur no. : 1055/1095/SI

Tarikh Nabi Muhammad SAW (ke-85)

Pada saat itu Nabi SAW sangat sedih atas mushibah yang menimpa para shahabatnya yang sekian banyaknya, sedang mereka itu terdiri dari shahabat pilihan. Lantaran dari kesedihan dan kerisauan hati beliau itu, maka beliau sampai sebulan lamanya setiap mengerjakan shalat lima waktu beliau selalu membaca doa qunut memohonkan kecelakaan atas para kaum pengkhianat, yaitu kaum-kaum dari suku ‘Ushayyah, Ri’il, Dzakwan dan Banu Lihyan. Riwayat-riwayat tersebut antara lain :

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: دَعَا رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى الَّذِيْنَ قَتَلُوْا اَصْحَابَ بِئْرِ مَعُوْنَةَ ثَلاَثِيْنَ صَبَاحًا، يَدْعُوْ عَلَى رِعْلٍ وَ ذَكْوَانَ وَ لِحْيَانَ وَ عُصَيَّةَ، عَصَتِ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ. مسلم 1:468

Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah SAW mendoakan kecelakaan pada orang-orang yang telah membantai para shahabat di Bi’ru Ma’unah selama tiga puluh Shubuh, yaitu mendoakan kecelakaan pada suku Ri’il, Dzakwan, Lihyan dan ‘Ushayyah, mereka itu makshiyat kepada Allah dan Rasul-Nya”. [HR. Muslim 1 : 468]

عَنْ عَاصِمٍ قَالَ: سَمِعْتُ اَنَسًا يَقُوْلُ: مَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص وَجَدَ عَلَى سَرِيَّةٍ مَا وَجَدَ عَلَى السَّبْعِيْنَ الَّذِيْنَ اُصِيْبُوْا يَوْمَ بِئْرِ مَعُوْنَةَ. كَانُوْا يُدْعَوْنَ اْلقُرَّاءَ فَمَكَثَ شَهْرًا يَدْعُوْ عَلَى قَتَلَتِهِمْ. مسلم 1:469

Dari ‘Ashim ia berkata : Saya mendengar Anas mengatakan, “Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW bersedih atas mushibah yang menimpa pasukan beliau sebagaimana yang aku lihat ketika beliau menerima kenyataan yang menimpa para shahabat pada peristiwa Bi’ru Ma’unah. Yaitu para shahabat yang disebut sebagai orang-orang yang ahli membaca Al-Qur’an. Beliau selama sebulan mendoakan kecelakaan pada orang-orang yang membunuh para shahabat beliau”. [HR. Muslim 1 : 469]

عَنْ خُفَافِ بْنِ اِيْمَاءِ اْلغِفَارِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِى صَلاَةٍ: اَللّهُمَّ اْلعَنْ بَنِى لِحْيَانَ وَ رِعْلاً وَ ذَكْوَانَ وَ عُصَيَّةَ عَصَوُا اللهَ وَ رَسُوْلَهُ. غِفَارٌ غَفَرَ اللهُ لَهَا وَ اَسْلَمُ سَالَمَهَا اللهُ. مسلم 1:470

Dari Khufaf bin Ima’ Al-Ghifariy ia berkata : Rasulullah SAW berdo’a di dalam sholat, “Ya Allah, laknatlah Bani Lihyan, Ri’il, Dzakwan dan ‘Ushayyah, mereka itu telah makshiyat kepada Allah dan Rasul-Nya. Adapun Bani Ghifar semoga Allah mengampuninya dan terhadap suku Aslam semoga Allah menyelamatkannya”. [HR Muslim 1 : 470]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَقُوْلُ: حِيْنَ يَفْرُغُ مِنْ صَلاَةِ اْلفَخْرِ مِنَ اْلقِرَاءَةِ، وَيُكَبِّرُ، وَ يَرْفَعُ رَاْسَهُ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ اْلحَمْدُ، ثُمَّ يَقُوْلُ: وَ هُوَ قَائِمٌ: اَللّهُمَّ أَنْجِ اْلوَلِيْدَ بْنَ اْلوَلِيْدِ وَ سَلَمَةَ بْنَ هِشَامٍ وَ عَيَّاشَ بْنَ اَبِى رَبِيْعَةَ وَاْلمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ. اَللّهُمَّ اشْدُدْ وَ طْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ وَ اجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ كَسِنِى يُوْسُفَ. اَللّهُمَّ اْلعَنْ لِحْيَانَ وَ رِعْلاً وَ ذَكْوَانَ وَ عُصَيَّةَ عَصَتِ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ. ثُمَّ بَلَغَنَا اَنَّهُ تَرَكَ ذلِكَ لَمَّا اُنْزِلَ: لَيْسَ لَكَ مِنَ اْلاَمْرِ شَيْءٌ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ اَوْ يُعَذّبَهُمْ فَاِنَّهُمْ ظَالِمُوْنَ. ال عمران: 128. مسلم 1:466-467

Dari Abu Hurairah ia berkata : Dahulu Rasulullah SAW setelah membaca surat pada shalat Shubuh beliau bertakbir (untuk ruku’) lalu mengangkat kepala beliau (dari ruku’) dengan membaca, “Sami’allaahu liman hamidah, rabbanaa wa lakal-hamdu”, kemudian beliau dalam keadaan berdiri berdo’a, ”Ya Allah, selamatkan-lah Al-Walid bin Al-Walid, Salamah bin Hisyam, ‘Ayyas bin Abu Rabi’ah dan orang-orang dlu’afaa’ dari kaum mu’minin. Ya Allah, keraskanlah siksaan-Mu kepada suku Mudlar dan timpakanlah kepada mereka siksaan seperti (paceklik panjang) tahun-tahun pada zaman Nabi Yusuf. Ya Allah, laknatlah suku Lihyan, Ri’il, Dzakwan dan ‘Ushayyah, mereka itu telah makshiyat kepada Allah dan Rasul-Nya !”. Kemudian sampailah berita kepada kami bahwasanya beliau meninggalkan hal itu setelah diturunkan ayat “Laisa laka minal amri syai-un au yatuuba ‘alaihim au yu’adzdzibahum fainnahum dhaalimuun” (Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu, atau Allah menerima taubat mereka atau mengadzab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang dhalim). - Ali Imran ayat 128. [HR Muslim 1: 466-467]

Perlu diketahui di sini bahwa tentang sebab turunnya ayat 128 surat Ali Imran tersebut ada dua macam riwayat. Riwayat pertama menyatakan bahwa ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan doa qunut Nabi SAW sebagaimana riwayat diatas, dan yang kedua menyatakan berkenaan dengan peristiwa perang Uhud sebagaimana riwayat yang telah lalu, wallaahu a’lam bishshawab.

Demikianlah riwayat peristiwa kaum muslimin kena perangkap musuh yang kedua kali.

Peristiwa tersebut di dalam kitab-kitab tarikh Islam biasa disebut dengan Peristiwa Bi’ru (telaga) Ma’unah atau Pasukan Al-Qurraa’, dan peristiwa tersebut terjadi pada bulan Shafar tahun ke-IV Hijrah.

Dan menurut riwayat, bahwa Abu Baraa’ sendiri setelah mendengar peristiwa yang amat menyedihkan itu, dia sangat marah dan berang terhadap perbuatan ‘Amir bin Thufail itu. Dia sebagai seorang ketua suatu kaum merasa amat malu kepada Nabi SAW. Sehubungan dengan hal itu, maka tidak lama setelah Abu Baraa’ mendengar berita yang amat menyedihkan itu lantaran amat malunya kepada Nabi SAW dan juga sangat marahnya terhadap perbuatan ‘Amir bin Thufail tadi yang membikin malu serta menjatuhkan kehormatannya itu, akhirnya ia meninggal dunia.

Kemudian anak Abu Baraa’ yang bernama Rabi’ah, lantaran mengerti bahwa kematian bapaknya akibat dari pengkhianatan ‘Amir bin Thufail, maka diam-diam ia berusaha untuk menuntut balas. Maka pada suatu hari datanglah Rabi’ah anak laki-laki Abu Baraa’ ke rumah ‘Amir bin Thufail dengan membawa tombaknya, lalu dengan tiba-tiba menikam ‘Amir bin Thufail sehingga mati.

-SELESAI-
Fast Download


Demikianlah Artikel KISAH DO'A QUNUT (3)

Sekianlah artikel KISAH DO'A QUNUT (3) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel KISAH DO'A QUNUT (3) dengan alamat link https://cheatterbaru2.blogspot.com/2016/02/kisah-do-qunut-3.html